Minggu, 31 Januari 2010

Minum Antidepresan, ASI Jadi Seret


Para peneliti menemukan kaitan antara penggunaan pil antidepresan dengan kesulitan laktasi pada ibu yang baru melahirkan. Ini adalah penelitian pertama yang menguji dampak antidepresan pada ibu menyusui.

Dalam studi yang dipimpin oleh Nelson D.Horseman Ph.D dari University of Cincinnati College of Medicine, diketahui para ibu yang mengonsumsi selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) risikonya dua kali lipat mengalami penurunan produksi ASI, sehingga tidak bisa langsung menyusui bayinya. SRRI banyak terdapat dalam obat-obatan antidepresan.

Nelson menjelaskan, penundaan laktasi karena ASI tidak bisa langsung keluar adalah hal yang banyak dijumpai pada ibu baru melahirkan. Namun belum diketahui penyebabnya. Dalam penelitian awal yang dilakukan di laboratorium diketahui hormon serotonin berperan penting dalam produksi ASI, termasuk kemampuan untuk mengeluarkan ASI saat dibutuhkan.

"Kami jadi tertarik untuk mengetahui apakah kadar serotonin seperti yang terdapat dalam pil antidepresan juga berpengaruh dalam proses laktasi," kata Nelson.

Untuk mengetahui jawabannya, ia dan timnya mengamati apakah 431 ibu yang baru melahirkan kesulitan memberi ASI pada 72 jam pertama setelah persalinan. Ternyata seluruh responden rata-rata mampu memberi ASI tanpa memasukkan faktor mengonsumsi pil antidepresan atau tidak.

Tetapi para ibu yang mengonsumsi pil antidepresan baru bisa memberikan ASI 86 jam pasca persalinan atau satu hari lebih lambat dibanding kelompok ibu yang tidak mengonsumsi pil.

Menurut ahli laktasi Laurie Nommsen-Rivers, PhD, perbedaan waktu satu hari akan berpengaruh pada keberhasilan seorang ibu untuk menyediakan nutrisi terbaik bagi bayinya. "Banyak wanita yang langsung menyerah dan merasa tak bisa menyusui bayinya saat ASI tak langsung keluar," paparnya.

Ia menambahkan, para ibu harus diberitahu bahwa meski ASI tidak langsung keluar, bukan berarti mereka tidak bisa menyusui dan langsung beralih pada susu formula.

Para ahli juga merekomendasikan para ibu hamil untuk mencari cara lain dalam usahanya mengatasi depresi. "Ibu hamil memang rentan depresi, namun bila ia mengonsumsi antidepresan pada trisemester ketiga kehamilan, kemungkinan besar ia akan terus membutuhkannya," kata Kathleen Kendall-Tackett, PhD, seorang konsultan laktasi.

KOMPAS.COM

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers