Untuk mencapai sukses tentu saja tidak mudah, karena Anda juga harus menyikapi kegagalan dengan baik. Untuk mencapai sukses kerap kali kita harus melewati kesalahan/kegagalan dalam hidup. Banyak orang ingin sukses tapi sedikit sekali yang berani untuk menghadapi kegagalan.
Berikut contoh "Prestasi Kegagalan" seseorang dan coba dibandingkan dengan diri Kita :
- Gagal dalam bisnis/bangkrut, 1831
- Dikalahkan dalam pemilihan legislatif, 1832
- Bisnis kembali bangkrut, 1834
- Tunangan meninggal dunia, 1835
- Nervous breakdown, 1836
- Dikalahkan dalam pemilihan legislatif, 1838
- Dikalahkan dalam pemilihan untuk U.S Congress, 1843
- Dikalahkan dalam pemilihan untuk U.S Congress, 1848
- Dikalahkan dalam pemilihan U.S Senat, 1855
- Dikalahkan dalam pemilihan untuk U.S Vice President, 1856
- Dikalahkan dalam pemilihan U.S Senat, 1858
- 1860, Abraham Lincoln, berhasil Menjadi Presiden USA !!Selama lebih dari 25 tahun Abraham Lincoln adalah seorang "juara gagal".. Kegagalan itu tidak ada selama Anda terus berjuang, bertahan, belajar dari kesalahan dan mencari cara yang lebih baik mencapai kemenangan. "Winners never quit, Quitters never win !!"
Pada 6 November 1860, Lincoln dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-16 dan sebulan kemudian, perang saudara Amerika antara negara-negara bagian di Utara dan negara-negara bagian di Selatan pecah. Walaupun ia membenci perang, Presiden Lincoln menerimanya sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan persatuan negara.
Pada pertengahan perang saudara, Presiden Abraham Lincoln mengeluarkan Proklamasi Pembebasan yang mengubah hajat hidup orang banyak di Amerika. Proklamasi itu menyatakan bahwa semua budak belian di negara-negara bagian ataupun daerah-daerah negara-negara bagian yang melawan Amerika Serikat akan bebas mulai 1 Januari 1863. Proklamasi itu mencetuskan semangat semua orang yang memperjuangkan kebebasan, dan menjadi pendorong ke arah penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat.
Presiden Abraham Lincoln dipilih kembali pada 1864, ditengah-tengah kemenangan-kemenangan militer Amerika Serikat yang menuju berakhirnya Perang Saudara. Dalam merencanakan perdamaian Presiden Abraham Lincoln bersifat fleksibel dan bermurah hati. Ia mengajak orang-orang selatan yang memberontak supaya meletakkan senjata dan kembali ke pangkuan Amerika Serikat. Semangat yang menjadi pedomannya jelas serupa dengan semangat pidato pelantikannya yang kedua. Kalimat ini kini terukir di salah satu dinding tugu peringatan Lincoln (Lincoln Memorial) di Washington DC yang berbunyi;
| “ | Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai dengan titah Allah, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang, yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa. dikutip dari : Wikipedia | ” |
0 komentar:
Posting Komentar